Pages

Jumat, 06 Juli 2012

My Ex


Apa yang kau pikirkan ketika berkunjung ke rumah Ex yang sudah menikah ?? apa ??  kau berpikir aku akan menghancurkah rumah tangga mereka ?? Omo !! mana boleh kau berpikir seperti itu, aku bukanlah seorang Ex yang jahat. Mungkin hanya untuk mendoakan agar rumah tangga mereka bahagia selamanya, bukankah aku Ex yang baik dan berbudi. *ahahahahh tegar sekali

Memang semua orang yang mendengar ceritaku selalu mengatakan miris sekali kisahku, mereka mulai tersentuh dan terinspirasi membuat cerita dalam novel. *ahh sudahlah apa yang aku bicarakan Bertemu dengannya bukan lah sesuatu yang membuat hatiku terasa lega tapi tujuanku untuk menamui adik perempuannya karena sudah lama kami tidak bertemu, dia sahabatku sejak aku duduk di Sekolah Dasar. Sudah beberapa kali aku menolak ajakannya tapi aku berpikir jika aku selalu menghindarinya, itu akan berakibat tidak baik untuk persahabatan kami, jadi aku bersikap seperti tidak pernah ada hubungan di antara aku dan my Ex.

Ruang tamu. Dan tentu saja terpampang foto berukuran besar menampakan gambar mereka yang tengah pemotretan prawedding 1 tahun yang lalu, tapi aku mencoba untuk bersikap biasa saja. Meskipun memang sedikit.....ya mungkin kau juga tahu sendiri bagaimana berada di posisi seorag yeoja yang ditinggal menkah. *ahhahahaa  Aku di sambut dengan ramah oleh ibunya yang seperti biasa tersenyum sumringan terhadapku, aku pun menghampirinya dan mulai menyambut sapaan hangat darinya. Eh ?? apa ini ?? ibunya menggendong bayi sekitar 2 bulan sepertinya itu berjenis kelamin laki-laki. Aigoo !! kau tahu bayi itu sangat lucu sekali, tahu sendiri kan aku sangat suka anak kecil apalagi yang sangat lucu seperti bayi laki-laki itu.

Aku melihat seseorang dari arah dalam rumah sepetinya dia perempuan tentu saja lebih tua dari ku, wanita yang terlihat tangguh dengan kacamata berbingkai merah maroon dan terasa tidak terlalau ramah, kau tahu apa ini hanya perasaan ku ?? *ahh sudahlah. Aku tahu itu adalah istrinya setelah melihat undangan mereka yang berwarna soft orange yang aku terima 7 bulan yang lalu dari ibuku, memanpangkan foto prawedding mereka berdua. Bagaimana tidak aku langsung mengenali wanita itu. sepertinya dia terlihat buru-buru kerena memakai pakaian Kantoran. Dan kau tahu apa itu artinya dia bekerja sebuah kantor. Aku tersenyum ramah padanya ketika berbalik setelah berpamitan dengan ibu my Ex dan mengatakan “mamah berangat duluya nak jangan nakal sama nenek” ucapnya pada bayi laki laki itu. Omo !! rupanya banyak surprice hari ini jadi bayi itu anaknya. Tanpa aku susah payah bertanya pun aku langsung mendapatkan jawaban dari segala pertanyaan yang berkecamuk di pikiranku.

Dan pasti saja bayi laki-laki terasa sangat familiar dengan ku,  sangat kentara terlihat bahwa bayi itu ada kemiripan dengan ayahnya, tentu saja bagaimana tidak jelas-jelas dia ayahnya. Dan bodohnya aku baru menyadatinya. Pantas saja aku merasa mengenali bentuk wajah dan matanya. Sudahlan abaikan tujuanku kesini untuk bertemu sahabatku. Bukan malah sibuk dengan pikiranku sendiri. Ooh !! sungguh lega akhirnya sahabatku datang senang rasanya aku biasa cepat keluar dari rumah ini, selang dia duduk di kursi ruang tamu. Aku mendengar suara yang dulu selalu menyapaku setiap pagi lewat sambungan telephone, aku benar-benar mengenal suara ini. Gee !! apa yang harus aku lakukan, aku tahu dia tidak memanggil namaku. Ayo ayo !! bersikaplah seperti biasa.

Ahahahahah bodoh sekali rasanya aku mengungkiut kejadian 2 tahun lalu betapa tidak, itu my Ex yang paling jauh selisih usianya, kami terpaut 7 tahun dan aku memang sangat nyaman mengenalnya dia dewasa, seorang yang baik dan tahu bagaimana memperlakukanku. Tapi tidak ketika aku membuat suatu kesalahan yang menututku itu sangat tidak pantas untuk diperdebatkan mungkin karena aku yang tidak over dengan hubungan kami, aku tidak pernah mengatur apapun tentang dia dan aku malah risih dia selalu menghubungiku dan aku tahu dia mengerti itu. Pasti kau bertanya-tanya kesalahan apa yang aku buat bukan ?? ayolah mengaku saja aku tahu ahahhaa…. dan pati kau berpikir bagaimana kau bisa tahu pikiran mu ?? tenang saja aku tidak bias membaca pikian kok ahhahahahhah.

Kami menjalani hubungan long distance dia di Bandung dan aku ti Tasikmalaya. Aku tahu aku bukan lah seseorang yang bisa menjalani hubungan long distance mungkin itu sebabnya kenapa dia selelu saja menghubungiku. dan tiba saatnya diamana dia sedikit jengkel padaku karena tidak mau pamit ketika pergi jauh. dan aku hanya bepikir untuk apa pamit, juga tidak pernah merasa peka dengan kelakuannya. Dia mulai tidak menghubungiku selama 2 minggu. apa kau berpikir dia kejam ?? mungkin kau berpikir tidak tapi aku, aku yang merasakannya mana boleh dis bersikap seperti itu terhadapku.

Awalnya minggu pertama aku baik-baik saja, aku mengerti dia orang yang sibuk karena dia telah bekerja di salahsatu Rumah Sakit Swasta di Bandung. Dan ake sedikit yayayaya aku emngeku sekarang “tahan harga”. Kau sudah puas dengan pengakanku ?? . Tapi minggu selanjutnya aku mulai cemas dan geram karena dia tidak pernah menghubungiku lagi. Mungkin aku sudah sakit hati dan saat itu aku mulai menangis. Kau pasti berpikir aku sangat cengang kan ?? percayalah kalian tidak merasakannya aku yang merasa sakit. Aku mulai menghubunginya tapi dia selalu saja mengacuhkanku, telephone ku tidak di angkat pesan singkatku pun sepertinya tidak pernah dia baca, sekalinya dia mengangkat telephone pasti bukan dia yang mengangkat bahkan aku mendengar  perempuan yang mengangkat telephonenya. Memang banyak perempuan yang ada di rumahnya adik perempuannya, sepupunya dan tentu saja ibunya..  Tapi sepertinya aku akan langsung mengenal jika yang mengangkat telephone dariku adalah ke-3 perempuan itu. Tapi mungkin karena saat itu aku tidak bisa berpikir jernih dan langsung menyimpulkan suatu kejadian. apa kau sekarang berpikir dia sangat kejam ?? tentu saja bukan ?? malah begitu kejam dan begitu jahat. saat itu aku ingin sekali menendangnya, mana boleh dia berbuat seperti itu terhadapku.

Tiba saatnya aku mulai tidak sabar dengan sikap anak kecilnya yang seenaknya menggantungkanku tanpa memberikan kabar selama itu. Aku sempat berpikir apa dia sedang balas dendam karena sikap ku yang terlalu cuek terhadapnya. Omo !! apa pembalasannya harus seperti ini. Mungkin karena sanking geramnya dan mulai tidak sabar dengan kelakuan kanak-kanaknya, aku pun mengiriminya sebuah pesan singkat dan rasanya sekarang aku sudah lupa bagaimana isi dari pesan tersebut aku hanya mengingat  beberapa kalimat saja “sudahlah, berhenti berbuat seperti ini. Kita sudah sama-sama tahu kekurangan dan kelebihan masing-masing. Seharusnya kau tidak bersikap seperti anak kecil yang marah karena tidak di belikan permen. Aku tahu dan pasti kau juga sangat mengerti keadaanku sekarang, apa kau selalu belajar dari pengalamanmu ?? tidak bisakan kau memperlakukan seorang wanita denagan lebih baik dan lebih pantas. Bukannya menelantarkannya selama berhari-hari. Apa kau tidak berpikir. Hah ?? kau itu sudah dewasa, dan seharusnya aku tidak pantas berkata sepeti ini terhadap mu, karena orang tuaku selalu mengajarkanku bagaimana bersikap kepada orang yang lebih tua. Tapi maaf sepertinya kesabaranku sudah habis. Tamat sudah riwayat mu ketika kau hanya berniat untuk bermain-main, karena aku sepertinya sudah tidak mau lagi bermain-main denganmu. Kita akhiri saja hubungan ini.” Mungkin seingatku kurrang lebih seperti itulah pesannya. Apa terlalu panjang ?? *ahh mungkin hanya perasaanmu saja.

Besoknya pun dia membalas pesan itu, tapi sepertinya aku tidak mengharapkan balasan itu mungkin perasaan itu terlanjur sudah terhapus dan dengan mudah terganti menjadi kebencian. Sebenarnya aku tidak terlalu marah padanya saat itu, mungkin karena aku sudah melampiaskan kemarahan ku 2 minggu sebeum itu. Dia megajakku bertemu dan dia berhasil memaksaku karena dia tidak meminta persetujuanku melainkan datang ke rumahku.

Aku heran apa itu keberuntungannya atau petaka untukku, aku sedang berada di teras rumah menyebabkanku mau tak mau harus pergi bersamanya tanpa biasa berbohong. Satu-satunya orang yang sangat tidak ingin kutemui saat itu adalah dia. Mungkin dia tidak tahu saat itu aku sedang flu dan tidak enak badan sehingga dia mengajakku sekidit berputar-putar di keramayan kota. Sampai akhirnya aku tidak bisa menahan batuk yang terus saja mengelitik tenggorokanku.
Setelah itu aku mulai benar-benar tidak enak badan batuk, bersin dan ingus yang keluar tidak tertahan lagi. Sepertinya dia menyadari keadaan ku dan mulai memberhentikan motor gedenya.

“Apa kau baik-baik saja??” tanyanya menolah kearah belakang untuk melihatku.

“Apa kau tidak menyadarinya ?? sejak tadi aku batuk, bersin dan ingus pun sepertinya akan segera keluar. Untuk apa kau mengajakku malam-malam seperti ini ?? apa kau ingin sakitku bertambah parah, hah ?? jawabku curcol menunduk membenarkan hidungku yang gatal.

Dia melalanjutkan perjalanannya dan mulai berhenti di sebauh café kecil dan sepertinya tidak terlalu banyak pengunjung setelah kami duluk di bangku dipinggir jendela kaca besar paling ujung. Malam ini dingin sekali, sungguh sepertinya aku baru kali ini merasakan hawa malam yang sebegitu menusuknya membuatkau dengan reflex menyilangkan tangan di depan dada. Kau tahu apa yang pria itu lakukan ?? ini mirip seperti novel-novel romatic dan drama-drama berganre romantic. Iya dia membuka jaketnya dan memakaikankya padaku, jaket yag sangat besar, besar sekali.

“kau mau berlaga seperti tokoh-tokoh dalam novel, hah ??” aku tahu dia pun mengerti aku tidak suka diperlakukan seperti itu.

“sudahlah, aku tahu kau tidak menyukainya, tidak mungkin aku membawa kau pulang, dan membuatmu semakin parah. Apa aku perlu membeikan obat untukmu ?? bukankah kita akan menyelesaikan masalah kita, lagipula aku sangat metindukanmu” tersenyum menatapku intens.

Cih, apa maunya ?? jelas-jelas sekarang aku sudah membencinya, memang sekarang dia terlihat tampan. dan baru kali ini aku melihat dia dengan setelah sesantai itu, memakai kaos berwarna putih dengan gambar fido-dido, kau tahu cartoon itu ?? denagn jeans yang tidak terlalu ketat, sepatu resminya juga jaket kulit yang dia pakaikan kepadaku.

“kau mau mengodaku??” tanyaku sinis.

Dan kau tahu apa jawabannya dia tersenyum manis. Kalau aku tidak sedang membencinya mingkin aku akan mengatakan “tampan sekali kekasihku malam ini” sekarang hanya dalam minpinya aku mengetakan seperti itu.
Dia pergi memesan minum dan kau tahu apa yang dia pesan untukku ?? dia memesan susu coklat milo kesukaan ku. Yayaya aku sedikit mengakui aku tersanjung tapi sepertinya rasa tersanjung itu telah tertutupi dengan rasa bosanku.

Dia mulai menatapiku serius setelah menaguk minunmannya.
“Apa kau bercanda untuk mengakhiri hubungan  ini ??” tanyanya dengan mata intens menatapku.

“Cih, kau pikir pesan itu main-main ?? kau tahu ?? sebelumya aku tidak pernah mengatakan ingin mengakhiri hubungan ini. Tapi sepertinya karena kau menggantungkan hubungan ini selama itu, aku mulai tidak peduli lagi dengan hubungan ini, aku sudah merasa kesal kepadakmu” kataku menuntut.

“apa kesalahan ku sefatal itu ?? sampai-sampai kau tidak mau memikirkan ulang keputusanmu??”

“kau tahu ?? sudah cukup aku menderita selama itu, aku tidak mau mengulang kesalahan yang kedua kalinya, yang berpotensi kau akan melakukannya lagi dan lagi”

“2 minggu kemarin kau sibuk mengurus kepindahan ku, dan kau tahu aku pindah kemana ?? tasikmalaya, aku ingin kita terus bersama, karena aku tahu kau tidakbisa LDR kan ??”

Pernyataan itu berhasil membuat detak jantungku berubah menjadi aneh dia merelakan pekerjaannya di Badung untuk pindah ke Tasik agar bisa menemaniku. Aku yakin ekspresiku sekarang tidak karuan.

“kau tahu ?? aku serus menjalani hubungan ini, jika sekarang kau sudah beusia 20 tahun secepat aku akan melamarmu dan melangsungkan pernikahan, apa kau tidak percaya ??” tuturnya sedikit menaikkan nada bicaranya.

Apa ini ?? dia benar-benar serius dengan ucapanya dan aku bias melihat dari tatapan matanya yang begitu menyiratkan kebenaran. Sebenarnya aku sudah malas melanjutkan cerita ini…. Aku teringat kejadian 2 tahun lalu.

“sebenranya apa alasan paling kuat mu untuk mengakhiri hubungan ini, tidak bisakan kau memaafkannu dan kita mulai untuk memperbaiki hubungan ini ??”

Apa katanya ?? tidak tidak tidak sepertinya kau tidak berminat lagi untuk memperbaiki hubungan ini, mungkin kebaikanku sudah tertutupi dengan kelakuannya 2 minggu kebelakang.

Aku hanya memilih untuk diam tidak memperliatkan ekspersi apa pun. Kau tahu ?? aku ingin dia berpikir untuk memulai hubungan yang lebih serius dan itu tidak dengan ku, umurku saat itu masih 16 tahun dan masih sangat lama untukku mengatakan kata “Menikah” aku ingin dia memulai semua itu dengan wanita yang jelas-jelas seumuran dengannya. Dan aku tahu orang tuanya sudah menginginkan dia untuk menikah. Dan aku tidak mau egois untuk terus mempertahankan hubungan ini.

Dan sekarang kau tahu apa buktinya ?? Ya sekarang dia sudah menikah dan  jelas-jelas dia sudah punya anak dan hidup babagia. Sejujurnya aku bukanlah berniat untuk menjadi wanita yang munafik. Sampai saat ini pun dia tidak pernah tahu alasan sebenarnya kenapa aku memutuskan untuk megakhiri hubungan kami. Dan aku harap pun dia tidak pernah tahu alasan ini. Aku hanya mengharapkan dia memaafkanku dan aku berdoa untuk mebahagiaan aku dan dia. Aku percaya aku akan sesuatu yang sangat special suatu saat nanti J

#sebenarnya ini bukan sepenuhnya cerita fiksi belaka. Apa kau percaya ini kenyataan ?? aku mengalami kejadian ini tapi memang banyak yang aku revisi agar tidak terlalu kaku J

0 komentar:

Posting Komentar

Jumat, 06 Juli 2012

My Ex


Apa yang kau pikirkan ketika berkunjung ke rumah Ex yang sudah menikah ?? apa ??  kau berpikir aku akan menghancurkah rumah tangga mereka ?? Omo !! mana boleh kau berpikir seperti itu, aku bukanlah seorang Ex yang jahat. Mungkin hanya untuk mendoakan agar rumah tangga mereka bahagia selamanya, bukankah aku Ex yang baik dan berbudi. *ahahahahh tegar sekali

Memang semua orang yang mendengar ceritaku selalu mengatakan miris sekali kisahku, mereka mulai tersentuh dan terinspirasi membuat cerita dalam novel. *ahh sudahlah apa yang aku bicarakan Bertemu dengannya bukan lah sesuatu yang membuat hatiku terasa lega tapi tujuanku untuk menamui adik perempuannya karena sudah lama kami tidak bertemu, dia sahabatku sejak aku duduk di Sekolah Dasar. Sudah beberapa kali aku menolak ajakannya tapi aku berpikir jika aku selalu menghindarinya, itu akan berakibat tidak baik untuk persahabatan kami, jadi aku bersikap seperti tidak pernah ada hubungan di antara aku dan my Ex.

Ruang tamu. Dan tentu saja terpampang foto berukuran besar menampakan gambar mereka yang tengah pemotretan prawedding 1 tahun yang lalu, tapi aku mencoba untuk bersikap biasa saja. Meskipun memang sedikit.....ya mungkin kau juga tahu sendiri bagaimana berada di posisi seorag yeoja yang ditinggal menkah. *ahhahahaa  Aku di sambut dengan ramah oleh ibunya yang seperti biasa tersenyum sumringan terhadapku, aku pun menghampirinya dan mulai menyambut sapaan hangat darinya. Eh ?? apa ini ?? ibunya menggendong bayi sekitar 2 bulan sepertinya itu berjenis kelamin laki-laki. Aigoo !! kau tahu bayi itu sangat lucu sekali, tahu sendiri kan aku sangat suka anak kecil apalagi yang sangat lucu seperti bayi laki-laki itu.

Aku melihat seseorang dari arah dalam rumah sepetinya dia perempuan tentu saja lebih tua dari ku, wanita yang terlihat tangguh dengan kacamata berbingkai merah maroon dan terasa tidak terlalau ramah, kau tahu apa ini hanya perasaan ku ?? *ahh sudahlah. Aku tahu itu adalah istrinya setelah melihat undangan mereka yang berwarna soft orange yang aku terima 7 bulan yang lalu dari ibuku, memanpangkan foto prawedding mereka berdua. Bagaimana tidak aku langsung mengenali wanita itu. sepertinya dia terlihat buru-buru kerena memakai pakaian Kantoran. Dan kau tahu apa itu artinya dia bekerja sebuah kantor. Aku tersenyum ramah padanya ketika berbalik setelah berpamitan dengan ibu my Ex dan mengatakan “mamah berangat duluya nak jangan nakal sama nenek” ucapnya pada bayi laki laki itu. Omo !! rupanya banyak surprice hari ini jadi bayi itu anaknya. Tanpa aku susah payah bertanya pun aku langsung mendapatkan jawaban dari segala pertanyaan yang berkecamuk di pikiranku.

Dan pasti saja bayi laki-laki terasa sangat familiar dengan ku,  sangat kentara terlihat bahwa bayi itu ada kemiripan dengan ayahnya, tentu saja bagaimana tidak jelas-jelas dia ayahnya. Dan bodohnya aku baru menyadatinya. Pantas saja aku merasa mengenali bentuk wajah dan matanya. Sudahlan abaikan tujuanku kesini untuk bertemu sahabatku. Bukan malah sibuk dengan pikiranku sendiri. Ooh !! sungguh lega akhirnya sahabatku datang senang rasanya aku biasa cepat keluar dari rumah ini, selang dia duduk di kursi ruang tamu. Aku mendengar suara yang dulu selalu menyapaku setiap pagi lewat sambungan telephone, aku benar-benar mengenal suara ini. Gee !! apa yang harus aku lakukan, aku tahu dia tidak memanggil namaku. Ayo ayo !! bersikaplah seperti biasa.

Ahahahahah bodoh sekali rasanya aku mengungkiut kejadian 2 tahun lalu betapa tidak, itu my Ex yang paling jauh selisih usianya, kami terpaut 7 tahun dan aku memang sangat nyaman mengenalnya dia dewasa, seorang yang baik dan tahu bagaimana memperlakukanku. Tapi tidak ketika aku membuat suatu kesalahan yang menututku itu sangat tidak pantas untuk diperdebatkan mungkin karena aku yang tidak over dengan hubungan kami, aku tidak pernah mengatur apapun tentang dia dan aku malah risih dia selalu menghubungiku dan aku tahu dia mengerti itu. Pasti kau bertanya-tanya kesalahan apa yang aku buat bukan ?? ayolah mengaku saja aku tahu ahahhaa…. dan pati kau berpikir bagaimana kau bisa tahu pikiran mu ?? tenang saja aku tidak bias membaca pikian kok ahhahahahhah.

Kami menjalani hubungan long distance dia di Bandung dan aku ti Tasikmalaya. Aku tahu aku bukan lah seseorang yang bisa menjalani hubungan long distance mungkin itu sebabnya kenapa dia selelu saja menghubungiku. dan tiba saatnya diamana dia sedikit jengkel padaku karena tidak mau pamit ketika pergi jauh. dan aku hanya bepikir untuk apa pamit, juga tidak pernah merasa peka dengan kelakuannya. Dia mulai tidak menghubungiku selama 2 minggu. apa kau berpikir dia kejam ?? mungkin kau berpikir tidak tapi aku, aku yang merasakannya mana boleh dis bersikap seperti itu terhadapku.

Awalnya minggu pertama aku baik-baik saja, aku mengerti dia orang yang sibuk karena dia telah bekerja di salahsatu Rumah Sakit Swasta di Bandung. Dan ake sedikit yayayaya aku emngeku sekarang “tahan harga”. Kau sudah puas dengan pengakanku ?? . Tapi minggu selanjutnya aku mulai cemas dan geram karena dia tidak pernah menghubungiku lagi. Mungkin aku sudah sakit hati dan saat itu aku mulai menangis. Kau pasti berpikir aku sangat cengang kan ?? percayalah kalian tidak merasakannya aku yang merasa sakit. Aku mulai menghubunginya tapi dia selalu saja mengacuhkanku, telephone ku tidak di angkat pesan singkatku pun sepertinya tidak pernah dia baca, sekalinya dia mengangkat telephone pasti bukan dia yang mengangkat bahkan aku mendengar  perempuan yang mengangkat telephonenya. Memang banyak perempuan yang ada di rumahnya adik perempuannya, sepupunya dan tentu saja ibunya..  Tapi sepertinya aku akan langsung mengenal jika yang mengangkat telephone dariku adalah ke-3 perempuan itu. Tapi mungkin karena saat itu aku tidak bisa berpikir jernih dan langsung menyimpulkan suatu kejadian. apa kau sekarang berpikir dia sangat kejam ?? tentu saja bukan ?? malah begitu kejam dan begitu jahat. saat itu aku ingin sekali menendangnya, mana boleh dia berbuat seperti itu terhadapku.

Tiba saatnya aku mulai tidak sabar dengan sikap anak kecilnya yang seenaknya menggantungkanku tanpa memberikan kabar selama itu. Aku sempat berpikir apa dia sedang balas dendam karena sikap ku yang terlalu cuek terhadapnya. Omo !! apa pembalasannya harus seperti ini. Mungkin karena sanking geramnya dan mulai tidak sabar dengan kelakuan kanak-kanaknya, aku pun mengiriminya sebuah pesan singkat dan rasanya sekarang aku sudah lupa bagaimana isi dari pesan tersebut aku hanya mengingat  beberapa kalimat saja “sudahlah, berhenti berbuat seperti ini. Kita sudah sama-sama tahu kekurangan dan kelebihan masing-masing. Seharusnya kau tidak bersikap seperti anak kecil yang marah karena tidak di belikan permen. Aku tahu dan pasti kau juga sangat mengerti keadaanku sekarang, apa kau selalu belajar dari pengalamanmu ?? tidak bisakan kau memperlakukan seorang wanita denagan lebih baik dan lebih pantas. Bukannya menelantarkannya selama berhari-hari. Apa kau tidak berpikir. Hah ?? kau itu sudah dewasa, dan seharusnya aku tidak pantas berkata sepeti ini terhadap mu, karena orang tuaku selalu mengajarkanku bagaimana bersikap kepada orang yang lebih tua. Tapi maaf sepertinya kesabaranku sudah habis. Tamat sudah riwayat mu ketika kau hanya berniat untuk bermain-main, karena aku sepertinya sudah tidak mau lagi bermain-main denganmu. Kita akhiri saja hubungan ini.” Mungkin seingatku kurrang lebih seperti itulah pesannya. Apa terlalu panjang ?? *ahh mungkin hanya perasaanmu saja.

Besoknya pun dia membalas pesan itu, tapi sepertinya aku tidak mengharapkan balasan itu mungkin perasaan itu terlanjur sudah terhapus dan dengan mudah terganti menjadi kebencian. Sebenarnya aku tidak terlalu marah padanya saat itu, mungkin karena aku sudah melampiaskan kemarahan ku 2 minggu sebeum itu. Dia megajakku bertemu dan dia berhasil memaksaku karena dia tidak meminta persetujuanku melainkan datang ke rumahku.

Aku heran apa itu keberuntungannya atau petaka untukku, aku sedang berada di teras rumah menyebabkanku mau tak mau harus pergi bersamanya tanpa biasa berbohong. Satu-satunya orang yang sangat tidak ingin kutemui saat itu adalah dia. Mungkin dia tidak tahu saat itu aku sedang flu dan tidak enak badan sehingga dia mengajakku sekidit berputar-putar di keramayan kota. Sampai akhirnya aku tidak bisa menahan batuk yang terus saja mengelitik tenggorokanku.
Setelah itu aku mulai benar-benar tidak enak badan batuk, bersin dan ingus yang keluar tidak tertahan lagi. Sepertinya dia menyadari keadaan ku dan mulai memberhentikan motor gedenya.

“Apa kau baik-baik saja??” tanyanya menolah kearah belakang untuk melihatku.

“Apa kau tidak menyadarinya ?? sejak tadi aku batuk, bersin dan ingus pun sepertinya akan segera keluar. Untuk apa kau mengajakku malam-malam seperti ini ?? apa kau ingin sakitku bertambah parah, hah ?? jawabku curcol menunduk membenarkan hidungku yang gatal.

Dia melalanjutkan perjalanannya dan mulai berhenti di sebauh café kecil dan sepertinya tidak terlalu banyak pengunjung setelah kami duluk di bangku dipinggir jendela kaca besar paling ujung. Malam ini dingin sekali, sungguh sepertinya aku baru kali ini merasakan hawa malam yang sebegitu menusuknya membuatkau dengan reflex menyilangkan tangan di depan dada. Kau tahu apa yang pria itu lakukan ?? ini mirip seperti novel-novel romatic dan drama-drama berganre romantic. Iya dia membuka jaketnya dan memakaikankya padaku, jaket yag sangat besar, besar sekali.

“kau mau berlaga seperti tokoh-tokoh dalam novel, hah ??” aku tahu dia pun mengerti aku tidak suka diperlakukan seperti itu.

“sudahlah, aku tahu kau tidak menyukainya, tidak mungkin aku membawa kau pulang, dan membuatmu semakin parah. Apa aku perlu membeikan obat untukmu ?? bukankah kita akan menyelesaikan masalah kita, lagipula aku sangat metindukanmu” tersenyum menatapku intens.

Cih, apa maunya ?? jelas-jelas sekarang aku sudah membencinya, memang sekarang dia terlihat tampan. dan baru kali ini aku melihat dia dengan setelah sesantai itu, memakai kaos berwarna putih dengan gambar fido-dido, kau tahu cartoon itu ?? denagn jeans yang tidak terlalu ketat, sepatu resminya juga jaket kulit yang dia pakaikan kepadaku.

“kau mau mengodaku??” tanyaku sinis.

Dan kau tahu apa jawabannya dia tersenyum manis. Kalau aku tidak sedang membencinya mingkin aku akan mengatakan “tampan sekali kekasihku malam ini” sekarang hanya dalam minpinya aku mengetakan seperti itu.
Dia pergi memesan minum dan kau tahu apa yang dia pesan untukku ?? dia memesan susu coklat milo kesukaan ku. Yayaya aku sedikit mengakui aku tersanjung tapi sepertinya rasa tersanjung itu telah tertutupi dengan rasa bosanku.

Dia mulai menatapiku serius setelah menaguk minunmannya.
“Apa kau bercanda untuk mengakhiri hubungan  ini ??” tanyanya dengan mata intens menatapku.

“Cih, kau pikir pesan itu main-main ?? kau tahu ?? sebelumya aku tidak pernah mengatakan ingin mengakhiri hubungan ini. Tapi sepertinya karena kau menggantungkan hubungan ini selama itu, aku mulai tidak peduli lagi dengan hubungan ini, aku sudah merasa kesal kepadakmu” kataku menuntut.

“apa kesalahan ku sefatal itu ?? sampai-sampai kau tidak mau memikirkan ulang keputusanmu??”

“kau tahu ?? sudah cukup aku menderita selama itu, aku tidak mau mengulang kesalahan yang kedua kalinya, yang berpotensi kau akan melakukannya lagi dan lagi”

“2 minggu kemarin kau sibuk mengurus kepindahan ku, dan kau tahu aku pindah kemana ?? tasikmalaya, aku ingin kita terus bersama, karena aku tahu kau tidakbisa LDR kan ??”

Pernyataan itu berhasil membuat detak jantungku berubah menjadi aneh dia merelakan pekerjaannya di Badung untuk pindah ke Tasik agar bisa menemaniku. Aku yakin ekspresiku sekarang tidak karuan.

“kau tahu ?? aku serus menjalani hubungan ini, jika sekarang kau sudah beusia 20 tahun secepat aku akan melamarmu dan melangsungkan pernikahan, apa kau tidak percaya ??” tuturnya sedikit menaikkan nada bicaranya.

Apa ini ?? dia benar-benar serius dengan ucapanya dan aku bias melihat dari tatapan matanya yang begitu menyiratkan kebenaran. Sebenarnya aku sudah malas melanjutkan cerita ini…. Aku teringat kejadian 2 tahun lalu.

“sebenranya apa alasan paling kuat mu untuk mengakhiri hubungan ini, tidak bisakan kau memaafkannu dan kita mulai untuk memperbaiki hubungan ini ??”

Apa katanya ?? tidak tidak tidak sepertinya kau tidak berminat lagi untuk memperbaiki hubungan ini, mungkin kebaikanku sudah tertutupi dengan kelakuannya 2 minggu kebelakang.

Aku hanya memilih untuk diam tidak memperliatkan ekspersi apa pun. Kau tahu ?? aku ingin dia berpikir untuk memulai hubungan yang lebih serius dan itu tidak dengan ku, umurku saat itu masih 16 tahun dan masih sangat lama untukku mengatakan kata “Menikah” aku ingin dia memulai semua itu dengan wanita yang jelas-jelas seumuran dengannya. Dan aku tahu orang tuanya sudah menginginkan dia untuk menikah. Dan aku tidak mau egois untuk terus mempertahankan hubungan ini.

Dan sekarang kau tahu apa buktinya ?? Ya sekarang dia sudah menikah dan  jelas-jelas dia sudah punya anak dan hidup babagia. Sejujurnya aku bukanlah berniat untuk menjadi wanita yang munafik. Sampai saat ini pun dia tidak pernah tahu alasan sebenarnya kenapa aku memutuskan untuk megakhiri hubungan kami. Dan aku harap pun dia tidak pernah tahu alasan ini. Aku hanya mengharapkan dia memaafkanku dan aku berdoa untuk mebahagiaan aku dan dia. Aku percaya aku akan sesuatu yang sangat special suatu saat nanti J

#sebenarnya ini bukan sepenuhnya cerita fiksi belaka. Apa kau percaya ini kenyataan ?? aku mengalami kejadian ini tapi memang banyak yang aku revisi agar tidak terlalu kaku J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar