@Apartemant, secret room
Udara sore hari kota Seoul – South
Korea yang telah lama aku tidak merasakannya, sekarang menemani keseharianku.
Ya, aku baru di kota ini setelah lama kami memutuskan untuk pindah ke Perancis.
Appa menyuruhku untuk menuntaskan study disana dan kebetulan Appa baru membeli
saham, tentu saja dia harus berkonsentrasi pada saham barunya. Dan tentu saja
beliau ingin aku sekalian bekerja di disana tapi aku menolaknya dengan alasan
aku akan bersukarela membantu perusahaan beliau yang ada di Perancis. Aku, Amma,
Appa memutuskan untuk pindah dan meninggalkan kakak laki-laki ku disini, di
kota Seoul. Karena dia harus menuntaskan studynya di Universitas kesayangannya Seoul
National University (SNU). Awalnya Amma tidak mau membiarkan
kakakku hidup sendiri di kota ini. Tapi aku, Appa dan tentu saja kakakku
menyakinkannya. Sampai akhirnya Amma pun menyerah.
6 tahun bukanlah waktu yang singkat
untukku hidup di Perancis. Bukannya aku menerima begitu saja ajakan Appa untuk
melanjutkan study ku disana. Dan aku bukanlah seorang gadis yang menurut begitu
saja kepada titah orang lain, meskipun orang tuaku yang menyuruhku, pasti aku
akan memikirkan beribu kali untuk menyetujuinya. Aku sangat berat meninggalkan
kota yang sudah 18 tahun menemaniku dan ikut menjadi saksi kisah hidup sebuah
keluarga bahagia. Tapi semua itu aku tepiskan begitu saja ketika melihat Appa
yang sangat senang sekali dengan saham barunya, sepertinya aku sangat tidak
tega menghilangkan raut bahagia Appa hilang begitu saja karena aku tidak mau ikut
dengannya ke Perancis, dengan senang hati aku menurutinya, tapi dengan satu
syarat jika studyku sudah selesai aku ingin kembali hidup di Korea. Aku kira
Appa tidak akan menyepakatinya tapi teryata aku salah Appa tersenyum lebar dan
memelukku mengatakan dia setuju dengan rencanaku tapi ternyata seperti biasa
Appa tidak semudah itu memberikan persetujuan dia juga membeikan syarat untukku.
Perancis bukanlah negara yang asing
bagiku mengingat sudah 3 kali liburan musin panas Appa selalu mengajak kami
sekeluaga untuk liburan kenegara ini. Dan untuk melihat perkembangan saham Appa
tentunya. Sebelumnya saham itu ditangani oleh adik laki-laki Appa yang sudah
menetap disana sejak 20 tahun yang lalu.
École Nationale Supérieure
des Beaux-Arts (ENSB-A) sebuah selokah architecture
terbaik yang di miliki Perancis di jantung kota Saint-Germain-des-Près, tepat
di seberang Sungai Seine dari Louvre Museum. Memang
sangat senang nenapaki setiap jejak lulusan-lulusan terbaik seperti Mokhless
Al-Hariri, David
Clark Allison dan yang sangat mengagumkan André
Émile, dia adalah putra dari arsitek
terkemuka Charles André. Dan tentu saja ikut mengukir prestasi menjadi kebanggan
tersendiri. Sebenarnya aku tidak terlalu berambisi menjadi seorang Architecture,
aku lebih ingin memjadi seorang Desainder , merancang berbagai macam busana dan
memiliki perusahaan hasil kreasi sendiri, itu akan sangat menyenangkan, bukan
??. Tapi aku pikir apa salahnya menuruti kata-kata Appa untuk menjadi seorang Architecture
karena aku percaya dia lebih tahu apa yang terbaik untuk anaknya.
6 tahun Perancis menemaniku. Dan
sekarang aku telah berada di negara kelahiranku Seoul. Pengalaman mendebarkan
di Perancis mengajarkanku banyak hal yang sebelumnya tidak ku ketahui, banyak pelajaran
yang kudapat di sana. 2 hari yang lalu Appa mengijinkanku untuk terbang dan
menetap kembali di Seoul. Sepertinya Amma dan Appa sudah percaya kepada anak
bungsunya ini.
Sekarang aku kembali berada di kamar
kesayanganku dengan warna lembut mendominasi warna peach, tentu saja warna
kesukaanku. Rasanya menjadi hidup kembali merasakan udara sejuk kamar ku. Sejak
bangun tidur aku tidak mau beranjak kemanapun hanya di atas tempat tidur
merasakan aroma kasur, selimut, bantal dan beberapa boneka pemberian Amma,
Appa, dan Ki Oppa.
Ya... Ki Oppa, sepertinya aku malas
untuk mengenalkannya tapi mana mungkin aku menjadi adik perempuan yang durhaka
karena tidak mau mengenalkan kakak laki-laki satu-satunya. Oke lah, namanya Han
Hyun – Ki, seperti yang telah kalian tahu dia kuliah di Seoul National
University (SNU) dan memilih Academis College of
Business Administration. Entah
kenapa dia sangat menyukainya. Tapi yaa itulah dia... mungkin sedikit telah menjadi
kakak yang baik, bertanggungjawab, tapi terkadang juga dia terlihat seperti
orang yang galak karena kebodohannya yang tidak bisa menempatkan ekspresi wajah
pada tempatnya. Tapi aku percaya pasti sangat berutung wanita yang kelak
menjadi pendamping hidupnya.
Haaahh ... sungguh aku sangat
merindukan saat-saat dimana aku dan kakakku bertengkar karena hal sepele.
“Min-GI ya~, sampai kapan kau akan
terus berada di dalam kamar hah !! apa kau mau di twitter menjadi trending
topic adik seorang artis terkenal mati kelaparan karena terus terusan berada di
dalam kamar ??”. Sahutnya di balik pintu kamarku
“Oppa~ apa yang sedang kau
bicarakan, hah !! sudahlah berhenti berkata seperti itu sejak kemarin kata-kata
mu tidak berubah. Sudah ku bilang kalau aku lapar aku akan keluar. Lagi pula
disini juga banyak makanan Oppa~”. jawabku sontak menghentikan aktivitasku di
depan layar laptop dan beralih posisi menjadi terlentang.
“Tapi kau tidak cukup hanya memakan
cemilan seperti itu, Min-Gi ya~!! Cepatlah keluar kau mau aku dimarahi Amma
atau kau mau aku dobrak pintu ini, hah!!”
Aku tahu pasti dia sedang memasang
ekspesi wajah yang sangat jelek.
“Jangan berpikiran macam-macam, aku
tahu apa yang kamu pikirkan Min – Gi ya~”
Ommo !! apa setelah aku
meninggalkannya dia mulai belajar cara membaca pikiran ?? – batinku
Bagaimana mungkin dia menjadi artis
terkenal dan memiliki banyak fans dengan ekspresi wajah yang selalu terlihat
aneh.
“Min – Gi ya~ hentikan pikiranmu !!
sudah saatnya kau mengakui bahwa aku ini, kakakmu. Telah menjadi artis terkenal
dan banyak fans”
Cih !! apa maksudnya ?? – batinku
“Aigoo !! diamlah Oppa~ aku tidak
bisa membereskannya dengan benar karena kau terus saja mengoceh. Nanti kalau
ini semua sudah beres aku akan segera keluar. Kau harus percaya padaku !!”.
sahutku merapihkan beberapa pakaian yang berserakan.
“Cepatlah, temanku sekarag akan datang ke
rumah. Oh iya jangan lupa bereskan ruang tengah !!”
Apa !! apa yang dia katakan ?? aku
harus membereskan ruang tengah. Aish kakak macam apa dia menyuruhku seenaknya. Sungguh
aku menyesal menceritakannya sebagai kakak yang sedikit baik dan bertanggung
jawab. Awas saja aku akan menghapus kata-kata itu dan menggantinya menjadi
tidak beradab dan selalu menyiksa adiknya.
=========
Ceklek
Pintu kamarku pun kubuka dengan
sukses.
“Ahh.. akhirnya kau keluar juga
adikku. Hahahhahah” katanya tengah duduk di kursi ruang tengah dan menonton tv.
“Aish.. apa maumu ?? kenapa kau
tertawa seperti orang gila ..” jawabku sinis berjalan menghampiri dan duduk di
dekatnya.
“Ya !! mana boleh kau berkata seperti
itu kepada kakakmu sendiri” dengan mata membesar dan tangan memujuk kearahku.
“sudahlah Oppa~ aku sedang tidak
ingin ribut. Ahh minggir kau !!”. jawabku melemparkan bantal yang ada di kursi
ruang tengah
“Ya !! apa mau mu ?? dan sekarang
kau mengusirku ?? adik macam apa kau ini ??” pertanyaan yang menuntut.
Sungguh itu ekspresi yang sangat
jelek – batinku
“aigoo~ Oppa !! kau tadi bilang aku
harus membereskan ruang tengah. kenapa kau malah marah-marah ??” jawabku tak
kalah sewot.
“Ahh. Min Gi ya~ mianhae. Aku lupa. Jadi
kau sekarang akan membereskan ruang tengah ?? adik yang baik” katanya terlihat
senyum kikuk
“diam kau !!”
==============
Kruyukk~~
Tepat setelah ruang tengah beres. Perutku
yang tidak beres
“Perutmu ?? kau lapar ??” Ki Oppa~
menghampiri kursi dan duduk di sofa
“ahh.. sepertinya aku sudah lapar Oppa~. Apa
di dapur ada makanan ??” tanyaku dengan senyum memaksa manis.
“sudahlah jangan berlagak manis
didepanku. Sana makan tadi aku memasak bubur untukmu, tapi sepertinya sekarang
sudah dingin. Kau hanya harus menghangatkannya kembali”. Katanya tanpa
memalingkan wajah dari layar televsi.
Aku pun berjalan semangat ke arah
dapur. Tidak ku sangka Oppa masih ingat makanan kesukaanku dan dia memasak
untukku. Sungguh aku beruntung sekali.
“Ya !! apa yang kau bawa ?! aigoo, kau ini
perempuan Min – Gi ya~. Kenapa tidak kau masukan kedalam mangkuk saja tanpa
harus membawa pancinya kesini ...” katanya kaget dan sedikit membentak
“tenang saja Oppa aku akan
menghabiskannya, Percayalah padaku... pasti kau takut aku tidak akan
menghabiskannya bukan ??”
“ahh.. terserah kau saja”.
Televisi sedang menayang kan sebuah
acara reality show yang cukup terkenal di Korea. Aku melihat Seung Gi Oppa dan
Hoo dong Ajjushi sedang tertawa terpingkal-pigkal. Tepat setelah aku
menghabiskan sendok terakhir.
“Oppa tidak bekerja hari in ....”
Tepat sebelum aku mengakhiri
kalimatku handphone Oppa berdering.
“Yobseyo ??”
Aku melirik Oppa yang sedang
menerima telaphone. Dia sedang menerima telephone dari siapa ?? mengapa menjauh
seperti itu ?? ahh sudahlah. Apa peduliku ??
--------
“ahh. Ne ne” kembali berjalan kearah
sofa ruang tengah
Kata terakhir yang aku dengar dari
percakapanya sebelum dia menutup sambungan.
“Nuguya ??” tanyaku tanpa mengalihkan
tatapan dari layar TV.
“Teman lamaku. Sekarang sedang di
depan gedung apartement kita”
Aku hanya mengangguk dengan mulut
membemtuk huruf O
“ahh ternyata benar kau menghabiskan
bubur buatanku... apa sekarang kau sudah bisa membuatnya ??” tanyanya melirik
ku yang sedang merapihkan bekas makanku.
“heheeheeh. Amma belum menhajariku membuat
bubur Oppa~ “
“ahh bagaimana kau ini ?? seharusnya
kau sudah mahir kalau hanya untuk membuat makanan yang seperti ini, kau kan
perempuan Min – Gi ya~”
“Tapi Oppa~ ak..........”
Teeeet..
Suara intercom tanda bawa ada tamu
“biar aku saja yang buka” katanya
setelah setengah kaki ku beranjak untuk berdiri
“ah ne..” kataku kembali duduk dan
meraih remote.
--------
“hahhahahha kau ini bisa saja. Bagaimana
kemajuan perusahanmu ?? ahh apa kau sekarang sudah mempunyai kekasih ??
sebentar sebentar aku akan membawakan dulu minum lebih baik sekarang kau duduk
saja dulu”
Oppa memang kalau ada teman lama
datang. Pasti dia selalu saja merecocoki nya dengan banyak pertanyaan.
“ahh annyeoung haseyo” katanya
membungkuk dengan senyum ramah.
Laki-laki tinggi sepataran dengan
Oppa ku dengan kemeja kotak-kotak warna orange soft dengan kancing yang terbuka
sempurna dan kaos berwarna abu, jeans biru yang tidak terlalu ketat. Sebentar
sepertinya aku mengenalinya. Nuguya ?? nugu ?? Ommona~ !! waegeure ?? jadi ini
temannya.
“ahh annyeoung” sapaku tak kalah
ramah dan harus aku akui ini bukan kebiasaanku – sedikit gugup –
“apa aku tidak salah ?? kau Lee Jin –
Ki ssi ??” kataku memastikan
“aigoo~ kau mengenaliku, Han Min
Gi-ssi ?? wahh sepertinya sekarang kau sudah besar ?? bagaimana kuliah mu ??”
dia duduk menghampiri ku dikursi ruang tengah
Ahh!! Nan ottokhae ?? bahkan aku
belum mandi dan jam berapa sekarang ?? Refleksku langsung beralih menatap jam
besar di atas televisi 21 inchi itu. Ommona?! Jam 3 sore dan aku belum mandi. Gadis
macam apa aku ini ??
“ahh kau mengenaliku juga ??
semuanya berjalan dengan lancar dan baik-baik saja” kataku sedikit bingung
memilih kata-kata
“hmm syukurlah kalau begitu. Kapan
kau sampai di korea ?? rupanya lama tidak bertemu kau semakin dewasa dan cantik
tentunya”. Katanya tesenyum menggoda.
“heheh.... kamsahamnida. 2 hari yang
lalu aku sampai disini” jawabku sedikit risih dan membetulkan posisi duduk.
“ahh tidak usah menggunakan bahasa
formal denganku biasa saja. Arra ?” katanya menenagkan
“sepertinya kalian sudah akrab. Syukurlah
kalau bagitu. Memang dimana kalian kenal ??” kata Oppa menaruh minuman di atas
meja.
“eee... aku ke kamar dulu yaa. Sepertinya
ada yang aku lupakan” kataku sedikit terburu-buru dan membuat kedua namja itu
sontak melihat heran ke arah ku.
Aku pun berjalan sedikit lari kearah
kamar. mengahempaskan tubuhku ke kasur. otte ?? otte ?? dia datang ?? nan
Ottokhae ?? kenapa Oppa tidak memberi tahu siapa yang akan datang ?? ahh apa
pedulinya.
Beep... beep...
Dering Iphoneku sontak
mengagetkanku, menit selanjutnya aku langsung mencari arah dimana handphone ku
berdering.
Pesan masuk
To : Han Min – Gi
Annyeoung
oenni^^. bagaimana kabarmu ?? mengapa
tiba di korea tidak memberitahuku ?? kau jahat sekali. aku itu sangat
merindukanmu. 2 hari kemarin handphone mu tidak bisa dihubungi. acara televisi
selalu saja memberitakan Hyun – Ki Oppa~ menjemputmu di bandara.membuatku iri
saja padamu. Kapan kau akan ke apartement ku ?? 6 tahun kita tidak bertemu
oenni. apa kau tidak merindukan dongsaengmu yang cantik ini, hah ??
aku membaca pesan sigkat itu dengan
terseyum, dasar dia sudah 6 tahun aku meningglkannya tetap saja kelakuannya
seperti anak kecil.
From : Han Min – Gi
Annyeoung
dongsaeng~ah. Nan gwencana. bagaimana dengan kabarmu ?? Mianhae Jin – Ah ya~
aku terlalu rindu dengan kamarku, jadi aku lupa tidak menghubunginu.
kekekekeek~. Ommo !! benarkah ?? acara televisi memberitakan hal seperti itu ??.Ttentu
saja Ah ya~ nan jongmal bogoshipo:*. bagaimana kalau sore ini kau menemaniku ke
cafe. sungguh !! aku sangat merindukan Coffee khas Korea. Tentu saja kau pasti
mau menemaniku. aku tunggu di cafe tempat kita menghabiskan waktu. sampai jumpa
dongsaeng~ah J
==========
ku ikat rambut coklatku dengan pita
berwana ungu tanpa menyisakan ekor dan merapikan poni yang sudah mulai panjang.
blouse bergaris besar berwarna hijau dan merah maroon kucel tanpa tangan,
cardigan merah maroon panjang, legging hitam, sepatu kets, tas kulit bermerek
Gucci berwarna coklat dan tidak lupa acsesoris kalung panjang sedada berbandul
owl. aku rasa ini cukup untuk pergi keluar minum coffe.
“selamat sore”
pelayan itu menyapaku dengan ramah,
ketika aku telah sampai di cafe dan membuka pintu. sepertinya tidak terlalu
tua, aku menebak usianya sekitar 33 tahun, cukup cantik. aku tahu pasti pakaian
yang sedang dia kenakan adalah seragam kebangsaan cafe ini terlihat dari semua
pelayannya memakai pakaina yang sama dengan wanita itu.
“ahh selamat sore” sapaku tak kalah
ramah.
sepertinya semua tatanan meja dan
ursi berubah, tidak ada posisi meja dan kursi yang dulu selalu ku tempati. Aku
memilih meja paling ujung dekat jendela besar yang menghadap ke taman belakang
cafe ini, memamerkan beberapa meja dan kursi yang tersusun rapi di halaman
belakang. tentu saja setelah 6 tahun aku meninggalkan korea cafe ini banyak sekali
berubah desain interiornya, tatanan mejanya, dan juga tentu saja seragam yang
mereka kenakan, terlihat kontras sangat berbeda dan lebih modis, dan memang
lebih banyak memiliki kemajuan. dan aku menyukai ini semua memang terlihat
lebih nyaman dan bersahabat juga pasti yang datang ke cafe ini akan betah dan
ingin berlama-lama.
apa mungkin semua ini berubah karena
pemiliknya juga berubah ?? – batinku
“selamat sore, nona ?? apa ada yang
bisa saya bantu ??” tepat suara itu membuyarkan lamunanku jauh ke luar sana.
“aku sedang menunggu seorang tema........”
asal suara itu mengagetkanku dan
membuatku sedirit lupa dengan apa yang akan aku katakan.
#TBC
ahh sunguh ini ff yang sangat jelek
:”(
akau tahu itu ini ff pertama ku.
dasar maksa banget yah L
mian kalo aku tidak terlalu bisa
menuangkan kata-kata yang pas ini semua masih dalam tahap belajar, semoga semua
yang membaca ini mengerti.
kalo pembaca ingin berkomentar,
langsing saja klik comment dan tinggaklan beberapa pesan singkat maupun panjang
untukku dan tentunya yang membangun okeh J
kapan-kapan kalau ada waktu dan
tenaga, aku akan mempost beberapa fact dari beberapa dari main castnya, biar
pembaca ada gambaran untuk membayangkannya.
terima kasih sudah mau membacanya J